Toyota tengah gencar melakukan transformasi strategi menyongsong era mobilitas baru. Baru-baru ini, mereka mengumumkan bahwa pabrik di Kolín, Republik Ceko, akan menjadi lokasi produksi EV murni pertamanya di Eropa. Investasi sebesar sekitar €680 juta juga akan disertai pembangunan fasilitas baterai di area pabrik. Selain itu, Toyota memperluas target produksi globalnya menjadi sekitar 10 juta unit pada 2025, naik dari sebelumnya yang direncanakan sekitar 9,9 juta, didorong oleh permintaan kuat terutama untuk kendaraan hibrida.
Tak hanya itu, Toyota juga memperkenalkan pembaruan pada model-model populer mereka. Contohnya, versi terbaru RAV4 sudah dilengkapi platform perangkat lunak “Arene” yang memperkaya fitur hiburan, sistem suara, dan teknologi penunjang keselamatan. Untuk lini performa, model 2026 GR Corolla mendapatkan perkuatan kekakuan rangka melalui tambahan adhesif struktural supaya handling dan umpan balik kemudi makin konsisten, sambil mempertahankan tenaga puncak.
Meski Toyota makin bergerak ke kendaraan listrik dan hibrida, mereka tetap menjaga komitmen pada teknologi lain seperti hidrogen. Di Amerika Utara, Toyota mengumumkan rencana untuk menggunakan truk berbahan bakar sel hidrogen (fuel cell) dalam armada logistik mereka, lengkap dengan investasi infrastruktur pengisian hidrogen. Dengan pendekatan ini, Toyota mencoba menjaga fleksibilitas dalam transisi energi dan tidak bergantung sepenuhnya pada baterai listrik.
Salah satu langkah inovatif jangka panjang Toyota adalah peluncuran Woven City — sebuah “kota uji coba” futuristik di bawah Woven by Toyota — yang kini mulai terbuka bagian pertamanya di lereng Gunung Fuji. Kota ini akan menjadi laboratorium nyata untuk teknologi kendaraan otonom, robotika, dan infrastruktur cerdas. Langkah seperti ini memperlihatkan bahwa Toyota ingin berada di garis depan mobilitas masa depan, bukan sekadar pembuat mobil konvensional.